Pornografi mempunyai beberapa efek psikologis bagi mereka yang melihatnya. Efek tersebut menuju pada perilaku seks yang tidak sehat dan menyimpang kepada mereka yang menikmatinya.
Direktur Media Watch Ade Armando mengungkapkan hal tersebut dalam Seminar Fenomena dan Teror Pornografi dalam Media Massa di Jakarta, sebagaimana dikutip harian Media Indonesia.
Menurut Ade Armando, efek tersebut adalah kecanduan (addiction), peningkatan kebutuhan (escalation), materi yang semula tampak immoral perlahan-lahan menjadi hal yang biasa (desensitivization), dan perilaku seks promiskuitas seperti memaksa dan memerkosa serta sodomi (act out sexually).
Efek kecanduan : Seseorang sekali melihat gambar atau film porno akan ingin melihat lagi. Efek kedua, eskalasinya akan meningkat, yang mulanya hanya membaca lalu melihat gambar, selanjutnya ingin menyaksikan gambar yang bergerak seperti VCD porno.
Bila orang terus-menerus mengonsumsi film-film porno, maka dia yang mulanya melihat perilaku seks bebas sebagai hal yang tabu, maka lama-kelamaan perilaku itu jadi biasa saja.
Puncak dari perilaku orang yang sering mengkonsumsi film-film porno adalah perilaku seks menyimpang. Misalnya, baru puas bermain seks setelah berhubungan badan dengan cara-cara yang tidak lazim, seperti dipukul, diikat, atau dicambuk.
Efek dari pornografi ini, menurut dia, secara keseluruhan akan menjadikan masyarakat Indonesia tergolong masyarakat aktif seksual. "Namun, celakanya aktifnya di luar nikah, seperti di beberapa negara Barat," tegasnya.
Lebih dari 500 video porno udah dibuat dan diedarkan di Indonesia. Kebanyakan video amatir hasil rekaman kamera ponsel”. Demikian hasil penelitian seorang Sony Set. Praktisi pertelevisian sekaligus penulis buku bertajuk, “500 plus, Gelombang Video Porno Indonesia”. Parahnya, “Sebanyak 90 % pembuat video porno itu berasal dari kalangan anak muda, dari SMP sampai mahasiswa. Sisanya dari kalangan dewasa,” Lanjut Sony.
Gaya Hidup Kurang Sehat
Awalnya, mungkin diajak temen untuk nonton film biru yang banyak dijual di lapak kaki lima. Setelah kenal internet, mulai berani mampir ke situs porno yang meraja lela di dunia maya. Dan ketika teknologi ponsel makin canggih, aktif tuker-tukeran ‘produk pembangkit syahwat’ via bluetooth atau infra red dengan teman. Saking seringnya dicekoki konten porno, otak remaja makin tumpul. Yang ada dipikirannya nggak jauh dari persoalan di bawah perut dan di atas lutut. Endingnya, banyak remaja yang terpancing untuk jadi aktifis seks bebas.
Sebelum ponsel berkamera banyak dipake, perilaku seks remaja jarang bocor ke publik. Karena nggak ada bukti memadai, isu seputar gaya hidup seks bebas remaja sering dianggap terlalu dibesar-besarkan. Tapi kini, masyarakat bisa ngeliat dengan mata kepala sendiri. Betapa liarnya perilaku seks remaja. Dari hari ke hari, rekaman mesum remaja banyak diungkap oleh media.
Masyarakat pernah dihebohkan oleh rekaman video porno sepasang mahasiswa berjudul ‘Bandung Lautan Asmara’. Sejak saat itu, dalam setiap razia ponsel yang berfasilitas kamera dan pemutar video 3gp yang digelar sekolah, banyak pelajar yang menyimpan video porno dalam ponselnya. Dari pose bugil sampe adegan persetubuhan dua remaja berlainan jenis.
Ada rekaman adegan mesum seorang siswi berseragam SMP di Temanggung dengan seorang siswa SMU berdurasi 38 detik. Ada rekaman porno yang diduga dilakukan pelajar salah satu SMA negeri di Madiun berdurasi 50 detik. Di Banjarmasin, marak juga peredaran video porno made in pelajar yang diberi judul Asmara Banjarbaru. Begitu juga di kota-kota lain seperti Jakarta, Semarang, Kediri, Bandung, hingga Medan.
Kasus yang paling bikin geger terjadi pada akhir 2005. Di “kota santri” Cianjur, Jawa Barat beredar rekaman porno sepasang pelajar, yang belakangan diketahui sebagai siswa-siswi SMAN 2 Cianjur. Yang membuat heboh, adegan mesum itu diambil di dalam ruangan kelas ketika temen-temennya lagi beristirahat di luar ruangan. Dewan Guru SMAN 2 Cianjur pun langsung memecat sebelas siswa yang terbukti terlibat dalam pembuatan video porno itu.
Selain berperilaku seks bebas, budaya mesum juga menyeret remaja ke dalam gaya hidup narsis (cinta diri) dan ekshibisionis (pamer diri). Sehingga remaja putri sering kedapetan berani tampil seksi dan menggoda di depan kamera ponsel atau webcam saat chatting dengan lawan jenisnya.
Seperti kasus foto bugil “Yuk Kota Mojokerto”, di akhir tahun 2005 yang beredar luas di dunia maya. Sebuah website menyambut tamunya dengan tulisan “Hot News!, Finalis Yuk Kota Mojokerto 2005, She was study on SMA 1 Puri Mojokerto.” Di dalamnya terdapat lima buah foto seorang gadis yang diduga sebagai Endang Christy Handayani, di atas ranjang dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun. Meski Christy membantah, namun kasus itu telanjur membuat statusnya sebagai Puteri Mojokerto dicopot. (penapendidikan.com, 02/04/08)
Kasus Cianjur atau Mojokerto hanya sebagian kecil aja yang muncul ke permukaan media. Ibaratnya fenomena gunung es, dibawahnya masih banyak rekaman video porno atau pose bugil "made in" pelajar. Sudah banyak yang dilakukan orang tua atau pihak sekolah guna mengerem laju perilaku remaja yang makin liar ini. Namun hasilnya masih belum terlalu memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar